ADIWIYATA SMAN 2 METRO





                                                                      

 
Metro: Ditunjukknya SMA Negeri 2 Metro dalam partisipasi sekolah adiwiyata 2012 merupakan indikator bahwa sekolah sudah mengimplementasikan program kepedulian dan pelestarian lingkungan. Program yang digulirkan Kementerian Negara Lingkungan Hidup ini bertujuan  mendorong terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga sekolah dalam upaya pelestarian lingkungan hidup. Program ini mengajak seluruh warga sekolah agar dapat berpartisipasi melestarikan dan menjaga lingkungan hidup disekolah dan lingkungannya. Kegiatan utamanya adalah mewujudkan kelembagaan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan bagi warga SMAN 2 Metro.
Program dan kegiatan Sekolah adiwiyata dikembangkan berdasarkan norma-norma dasar  kehidupan yang meliputi antara lain: kebersamaan, keterbukaan,kesetaraan,kejujuran, keadilan dan kelestarian fungsi lingkungan hidup dan sumberdaya alam. Komponen dan standar Adiwiyata yang terus dikembangkan SMAN 2 Metro meliputi :
  1. Pemenuhan dan Penguatan Kebijakan Berwawasan Lingkungan.
Pada kebijakan ini sekolah terus mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang memuat upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup (PPLH). Selanjutnya Rencana Kerja Anggaran Sekolah (RKAS) juga dikembangkan agar  memuat program dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Visi SMA Negeri 2 Metro yang berisi: “Mewujudkan sekolah prestasi, berpegang teguh budi pekerti, berwawasan informasi teknologi dan berbasis lingkungan” merupakan modal utama dalam menggerakkan kebersamaan warga sekolah untuk menciptakan sekolah adiwiyata yang berdaya saing dan peduli kelestarian lingkungan.

  1. Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Lingkungan dalam Proses Pembelajaran.
Peran tenaga pendidik sangat penting dalam mendesiminasikan program PPLH sehingga pendidik juga harus meningkatkan kompetensi dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran lingkungan hidup. Peserta didik  juga dipacu melakukan kegiatan pembelajaran tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup agar tertanam rasa tanggung jawab dan kesadaran terhadap lingkungan sebagai anugerah Tuhan yang harus dijaga untuk kelangsungan hidup umat.

  1. Peningkatan Kegiatan Lingkungan Berbasis Partisipatif.
Warga sekolah secara konsisten dan berkomitmen tinggi melaksanakan kegiatan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang terencana dan menghasilkan produk yang terukur bagi warga sekolah. Selanjutnya sekolah juga harus memperbanyak jalinan  kemitraan dalam rangka perlindungan dan pengelolaan menjalin kemitraan dalam mengelola pendidikan dan kegiatan lingkungan hidup dengan berbagai pihak (masyarakat, pemerintah, swasta, media, sekolah lain).

  1. Pemenuhan dan pengelolaan Sarana Pendukung Ramah Lingkungan:
Pemenuhan Ketersediaan sarana prasarana pendukung yang ramah lingkungan seperti komposter, green hause, energi alternatif, kantin sehat  dan lain-lain yang didukung kualitas pengelolaanya akan sangat mendukung tercapainya program Adiwiyata.
Agenda Program Adiwiyata SMAN 2 Metro yang segera dilakukan adalah:
1)      Sosialisasi program kepada warga sekolah
2)      Pembentukan Tim Adiwiyata Sekolah
3)      Analisis Kebutuhan
4)      Penyusunan Program Kerja
5)      Penguatan dukungan internal dan eksternal
6)      Implementasi program
7)      Monitoring dan evaluasi
8)      Rencana tindak lanjut ((RTL) hasil monitoring
Tentunnya untuk mewujudkan sekolah Adiwiyata tidak akan dapat terlaksana dengan baik tanpa adanya kerjasama semua pihak. Untuk itu diperlukan kesadaran dan dukungan penuh semua warga SMAN 2 Metro untuk bekerja bahu membahu  mewujudkan sekolah berwawasan lingkungan yang pada akhirnya tercipta  lingkungan sekolah yang bersih, sehat, indah dan nyaman. Dengan demikian suasana belajar akan menjadi lebih baik dan mampu menciptakan out put  yang berprestasi dan mampu berkompetisi ditingkat regional, nasional maupun internasional. (htt)
Pengertian dan Tujuan ADIWIYATA
ADIWIYATA mempunyai pengertian atau makna sebagai tempat yang baik dan ideal dimana dapat diperoleh segala ilmu pengetahuan dan berbagai norma serta etika yang dapat menjadi dasar manusia menuju terciptanya kesejahteraan hidup kita dan menuju kepada cita-cita pembangunan berkelanjutan.
Tujuan program Adiwiyata  adalah mewujudkan warga sekolah yang bertanggung jawab dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup melalui tata kelola sekolah yang baik untuk mendukung pembangunan berkelanjutan.

   Oke setelah kita mengetahiui apa maksud dan tujuan adiwiyata sekarang kita menuju kebijakan-kebijakan apa saja yang di lakukan pihak sekolah dalam hal mensuksekan program adiwiyata itu.
    SMA Negeri 2 Metro adalah salah satu sekolah ADIWIYATA di kota Metro. Beberapa penerapan prinsip peduli lingkungan yang diterapkan di SMA Negeri 2 Metro adalah :
1. Adanya pemisahan tempat sampah yaitu :
a.Tempat sampah berwarna kuning untuk sampah
   plastik
b.Tempat sampah berwarna biru untuk sampah
   organik
c.Tempat sampah berwarna merah untuk sampah
   kertas


2. Adanya kerja bakti membersihkan lingkungan sekolah setiap 1 bulan sekali.
 
3.Sering mengikuti peringatan Hari-hari besar nasional tentang LINGKUNGAN dan Penanaman pohon.
4.Adanya pembentukan kelompok-kelompok yang dibentuk untuk mengawasi lingkungan pada setiap kelas seperti :
a. Polisi lingkungan
b. Petugas taman kelas
c. Petugas hemat energy
d. Mading dan Jurnalis
e. Petugas pemilah sampah
f.  Duta lingkungan
g. Petugas pupuk kompos


5. Pendaur ulangan sampah seperti :

a. Sampah plastic didaur ulang kembali menjadi berbagai kerajinan tangan
b. Sampah organic diolah menjadi pupuk kompos
c. Sampah kertas didaur ulang kembali menjadi kertas buram

Masih teringat oleh saya ketika dulu berkunjung ke rumah saudara yang berada di Provinsi Riau tepatnya di Duri, di daerah tersebut sangat sulit untuk memperoleh air bersih untuk keperluan sehari-hari seperti minum, mandi dan mencuci, hal itu disebabkan karena air tanah diperoleh dari dalam tanah pasti tercampur dengan minyak. Daerah Duri di Riau memang terkenal sebagai salah satu tambang penghasil minyak bumi di Indonesia. Cadangan minyak bumi yang melimpah tersebut ternyata memiliki dampak negatif bagi persediaan air bersih karena warga kesulitan untuk mendapatkan air bersih dari tanah karena bercampur minyak maupun dari sungai yang kadar asamnya tinggi. Untuk memenuhi kebutuhan air bersih tersebut maka warga menyiasatinya dengan menampung air hujan, namun di musim kemarau warga pun terpaksa untuk membeli air bersih.
Permasalahan krisis air bersih di Indonesia tidak hanya terjadi pada satu daerah saja namun di beberapa daerah di Indonesia juga sering mengalami kelangkaan air bersih. Dilihat dari peta bumi dan geografinya, Indonesia seharusnya tidak terlalu khawatir terhadap krisis air bersih karena hampir sebagian besar wilayah Indonesia merupakan perairan, sekitar enam persen persediaan air dunia atau sekitar 21% dari persediaan air Asia Pasifik dimiliki oleh Indonesia. Ratusan sungai dan danau tersebar di hampir seluruh wilayah Indonesia, diperkirakan bahwa cekungan air yang terdapat di Indonesia sebesar 308 juta meter kubik. Yang menjadi pertanyaan besar adalah mengapa pada saat ini di Indonesia banyak terjadi krisis air bersih terutama di kota-kota besar? Hal ini terjadi disebabkan oleh berkurangnya potensi ketersediaan air bersih, yang dari tahun ke tahun cenderung mengalami penurunan sebesar 15%-35% per kapita setiap tahunnya (Indonesia Natural Environtment Status Book, 2009).

Sumber gambar: bantenesia.com
Kelangkaan air bersih yang disebabkan oleh berkurangnya potensi ketersediaan air bersih secara signifikan makin diperparah dengan lonjakan jumlah penduduk yang mendorong konsumsi air bersih meningkat drastis, terutama yang terjadi di kota-kota besar. Penyebab dari berkurangnya potensi air bersih bisa disebabkan oleh banyak hal, faktor alami seperti terjadinya perubahan iklim yang menyebabkan musim kemarau semakin panjang dan faktor manusia seperti pencemaran serta konsumsi air bersih secara berlebihan. Krisis air bersih yang terjadi telah mengakibatkan sebagian besar penduduk di berbagai kota Indonesia terpaksa mengkonsumsi air minum yang tercemar bakteri E Coli dan Coliform (menurut laporan USAID).
Untuk mendapatkan akar masalah dari berkurangnya potensi air bersih, terlebih dahulu dirumuskan beberapa masalah yang menjadi penyebabnya, diantaranya:
1. Perilaku manusia.
Sebagian besar masyarakat masih merasa acuh terhadap ketersediaan air bersih dan sumbernya, masyarakat masih menganggap air bersih sebagai hal biasa yang disediakan secara alami oleh alam. Berbagai aktifitas sehari-hari dilakukan pada sumber air baku (sungai) seperti mandi, cuci, kakus, bahkan sungai dijadikan sebagai tempat pembuangan sampah terbesar dan gratis. Masyarakat juga masih menganggap ketersediaan air bersih hanyalah tanggung jawab pemerintah, belum timbulnya kesadaran dan rasa memiliki bagi masyarakat bahwa menjaga ketersediaan air bersih merupakan tanggung jawab bersama.
Sumber gambar: pedomannews.com
2. Kerusakan lingkungan yang semakin parah.
Kelangkaan air bersih lazim disebabkan karena berkurangnya daerah resapan air dan daya ikat air tanah yang terjadi akibat penggundulan hutan secara besar-besaran tanpa adanya upaya reboisasi. Global warming juga mengakibatkan terjadinya perubahan iklim dan meningginya air laut, hal ini sebagian besar disebabkan oleh pencemaran udara oleh pabrik dan kendaraan bermotor. Rusaknya potensi air bersih juga diakibatkan oleh pencemaran pada sumber air bersih, banyak sungai, danau dan mata air dijadikan tempat pembuangan kotoran dan limbah domestik.
3. Meningkatnya jumlah populasi penduduk.
Meningkatnya jumlah penduduk terutama di perkotaan tidak diikuti dengan bertambahnya sumber potensi air bersih, masyarakat menggunakan air bersih untuk memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa mempertimbangkan kelangsungan ketersediaan air bersih tersebut di masa depan.
4. Manajemen pengelolaan sumber daya air bersih yang belum baik.
Kurangnya tindakan tegas dan sanksi dari pemerintah bagi pelaku pengrusakan dan pencemaran sumber daya air bersih. Sedikitnya aturan yang mengatur penggunaan air bagi irigasi pertanian yang kurang efisien dan ekploitasi air bersih yang tidak proporsional oleh pelaku industri. Sedikitnya perhatian yang diberikan pemerintah terhadap kelangsungan ketersediaan air bersih seperti membangun sistem resapan air, sistem pemanen hujan, dll.
Dari beberapa rumusan masalah tersebut, sebagian besar dari masalah kelangkaan air bersih yang saat ini terjadi disebabkan oleh perilaku dari manusia baik secara langsung maupun tidak langsung, baik secara individu maupun kolektif, baik secara sadar maupun tidak sadar. Tidak ada hal lain yang dapat kita lakukan untuk menjaga kelestarian dan kelangsungan ketersediaan air bersih untuk masa depan, yaitu dengan merevitalisasi secara menyeluruh terhadap sumber potensi air bersih dan melakukan perubahan perilaku sosial terhadap air.
Hal-hal yang dapat kita dilakukan sebagai solusi kelangkaan air bersih yaitu:
a). Konservasi air.
Pada tahun 2005, Presiden SBY dalam peringatan Hari Air Sedunia telah mencanangkan Gerakan Nasional Kemitraan Penyelamatan Air (GN-KPA). Gerakan ini terdiri dari 6 aspek yaitu Rehabilitasi hutan dan lahan serta konservasi sumber daya air; Penataan ruang, pembangunan fisik, pertanahan dan kependudukan; Pengelolaan kualitas dan pengendalian pencemaran air; Penghematan penggunaan dan pengelolaan permintaan air; Pengendalian daya rusak air; Pendayagunaan sumber daya air secara adil, efisien, dan berkelanjutan. Namun, segala upaya konservasi yang dilakukan oleh pemerintah tidak akan ada artinya tanpa disertai partisipasi secara menyeluruh dari komponen masyarakat.
b). Perubahan perilaku masyarakat terhadap air.
Perilaku negatif masyarakat terhadap sumber daya air bersih dituding menjadi akar masalah dari krisis air bersih yang melanda pada saat ini. Perlu adanya kesadaran yang dimulai dari dari diri sendiri untuk turut serta dalam menjaga kelestarian persediaan air bersih. Tindakan nyata yang dapat kita lakukan dan dari diri sendiri, diantaranya:
  • Menghemat penggunaan air untuk keperluan sehari-hari. Misalnya dengan tidak membiarkan air yang menetes secara percuma dari keran atau toilet yang bocor, menampung air yang masih bisa digunakan untuk hal lain seperti menyiram tanaman, menggunakan mesin cuci yang irit penggunaan air, mandi menggunakan shower karena penggunaan shower 3x lebih hemat daripada dengan menggunakan gayung, atau mematikan air keran ketika menggosok gigi.
  • Melakukan penghijauan mulai dari lingkungan rumah, karena dengan adanya tanaman dan pohon terbukti dapat mempercepat peresapan air oleh tanah. Dapat dibayangkan jika setiap rumah di Indonesia menanam satu pohon maka akan terdapat jutaan pohon dala waktu singkat.
  • Menghentikan untuk membuang sampah secara sembarangan dan membuang limbah domestik maupun detergen pada sumber air baku. Saling menjaga dan mengingatkan untuk selalu melestarikan sumber daya air bersih.
  • Melakukan sosialisasi tentang perlunya menjaga kelestarian persediaan air bersih. Sosialisasi pada saat ini dapat dengan mudah kita lakukan melalui social media seperti twitter, facebook atau blog. Dengan media tersebut kita dapat turut serta berperan aktif untuk mendukung program pelestarian sumber daya air bersih dengan memberikan edukasi pada masyarakat.
c).  Normalisasi fungsi sungai dan hutan

Salah satu penyebab utama kelangkaan air bersih karena rusaknya kondisi sungai dan hutan di Indonesia. Perlu adanya usaha reboisasi secara besar-besaran terhadap hutan, hal ini berfungsi untuk menciptakan daerah resapan air, meningkatkan cadangan air tanah dan memperkuat daya ikat air tanah. Perlu juga pelestarian terhadap Daerah Aliran Sungai (DAS) karena saat ini banyak DAS yang dijadikan pemukiman dan tempat pembuangan sampah sehingga terjadinya penyempitan aliran sungai. Selain menyebabkan krisis air bersih, hal ini juga mengakibatkan banjir di musim hujan.
d). Manajemen pengelolalan air yang baik
Peraturan tentang air tanah telah ada sejak lama, namun kondisi di lapangan membuat peraturan tersebut seringkali dilanggar oleh masyarakat atau pelaku industri. Oleh karena itu perlu adanya tindakan tegas dan sanksi bagi pelaku yang menyebabkan kerusakan pada sumber daya air bersih. Selain itu perlu adanya adaptasi teknologi baru dan peningkatan pelayanan dari PAM/PDAM dalam menyediakan air bersih bagi masyarakat.
Kelangkaan untuk mendapatkan air bersih telah menjadi ancaman bagi masyarakat khususnya di kota besar, air sehat yang bebas dari limbah beracun dan bakteri semakin sulit untuk didapatkan. Oleh karena itu, sangat jarang kita sebagai warga Indonesia untuk minum air langsung tanpa dimasak karena kekhawatiran air tesebut tidak sehat sehingga berdampak buruk bagi tubuh. Namun, kini tidak perlu khawatir lagi karena ada teknologi water purifier (pemurni air) dari Pure It, yang dapat menghasilkan air minum yang sehat bebas dari bakteri dan bahan-bahan berbahaya.
http://www.emfajar.net/indonesia/pentingnya-melestarikan-sumber-daya-air-bersih-untuk-masa-depan/


Konservasi sumberdaya air adalah upaya memelihara keberadaan serta keberlanjutan keadaan, sifat dan fungsi sumber daya air agar senantiasa tersedia dalam kuantitas dan kualitas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan mahluk hidup, baik pada waktu sekarang maupun yang akan datang.
Sumberdaya air merupakan bagian dari kekayaan alam dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk kemakmuran rakyat, secara lestari sebagaimana termaktub dalam pasal 33 ayat 3 UUD 1945. Ketetapan ini ditegaskan kembali dalam pasal 1 Undang Undang Pokok Agraria tahun 1960 bahwa bumi, air dan ruang angkasa termasuk kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dalam wilayah Republik Indonesia sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa adalah merupakan kekayaan nasional. Sumberdaya air ini memberikan manfaat serbaguna untuk mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat di segala bidang baik sosial, ekonomi, budaya, politik maupun bidang ketahanan nasional.
Konservasi Sumber Daya Air di Sungai, Danau dan Waduk     
Untuk konservasi air di daerah seperti sungai, danau, waduk tentunya tak lepas dari pengelolaan yang dilakukan demi diperolehnya tatanan air yang setimbang. Tujuan konservasi itu meliputi:

Pencegahan Banjir dan Kekeringan
Banjir terjadi karena sungai dan saluran-saluran drainase lain tidak mampu menampung air hujan yang turun ke bumi. Penuhnya air permukaan pada sungai dan danau serta saluran drainase lain disebabkan karena air hujan itu tidak merembes ke bumi, melainkan mengalir menjadi air permukaan. Penyebab terjadinya banjir antara lain curah hujan yang tinggi, penutupan hutan dan lahan yang tidak memadai, serta perlakuan atas tanah yang salah.
Agar banjir dan kekeringan dapat diantisipasi, maka perlu dibuat peta rawan banjir dan kekeringan pada tiap daerah, menyusun rencana penanggulangan banjir dan kekeringan, dan menyiapkan sarana dan prasarana untuk mengadaptasinya.
Kegiatan yang perlu dilakukan untuk mencegah banjir adalah: (1) mematuhi ketentuan tentang Koefisien Bangunan Dasar (KBD) bangunan sehingga kemampuan peresapan air ke dalam tanah meningkat; (2) menjaga sekurang-kurangnya 70 % kawasan pegunungan tertutup dengan vegetasi tetap; (3) melakukan penanaman, pemeliharaan, dan kegiatan konservasi tanah lainnya pada kawasan lahan yang gundul dan tanah kritis lainnya terutama pada kawasan hulu suatu DAS; (4) menyelenggarakan pembuatan teras pada kawasan budidaya di daerah berlereng; (5) Membangun sumur dan kolam resapan; (6) membangun dam penampung dan pengendali air pada tempat-tempat yang dimungkinkan; (7) pengaturan tata guna lahan yang harus lebih berorientasi kepada lingkungan dan meningkatkan ruang terbuka hijau; (8) alokasi lahan harus lebih berorientasi ke fungsi sosial, lingkungan dan keberpihakan kepada rakyat kecil, sehingga perlu dilakukan pendataan tanah dan land form.
Pada kawasan resapan air tidak diperkenankan mendirikan bangunan di kawasan ini  arena akan menghalangi meresapnya air hujan secara besarbesaran. Pembangunan jalan raya juga dihindari agar tidak menyebabkan pemadatan tanah dan terganggunya fungsi akuifer. vegetasi yang ada dijaga dan tidak dilakukan penebangan komersial

Pencegahan Erosi dan Sedimentasi
Erosi dan sedimentasi adalah peristiwa terkikisnya lapisan permukaan bumi oleh angin atau air. Faktor penentu sedimentasi ini adalah iklim, topografi, dan sifat tanah serta kondisi vegetasi. Faktor penyebab erosi yang terbesar adalah pengikisan oleh air. Oleh karena itu upaya pencegahan yang dilakukan berkaitan dengan upaya pencegahan banjir. Erosi juga dapat terjadi pada tepi sungai karena tebing sungai tidak bisa memegang tanah yang terkena arus air.
Kegiatan untuk mencegah erosi dan sedimentasi yang dapat dilakukan adalah: (1) tidak melakukan penggarapan tanah pada lereng terjal. Bila kelerengan lebih dari 40% maka tidak diperkenankan sama sekali untuk bercocok tanam tanaman semusim. Sedangkan bercocok tanam pada 10 kawasan yang berlereng antara 15-25 % dilakukan dengan membuat teras terlebih dahulu; (2) Untuk mencegah terjadinya sedimentasi pada sungai, maka pada berbagai lokasi di kawasan berlereng dibuat bangunan jebakan lumpur, berupa parit-parit buntu sejajar kontur dengan berbagai variasi panjang, lebar dan dalamnya parit. Secara periodik parit ini dibersihkan agar dapat berfungsi sebagai penjebak lumpur, terutama pada musim penghujan; (3) mencegah pemanfaatan lahan secara intensif pada lahan yang berada di atas ketinggian lebih dari 1000 m di atas permukaan laut; (4) mencegah pemanfaatan lahan yang memiliki nilai erosi lebih tinggi dari erosi yang diperbolehkan.

Pencegahan Kerusakan Bantaran Sungai

Kerusakan bantaran sungai dapat diakibatkan oleh pengikisan aliran air dan aktivitas manusia yaitu dengan pembuangan sampah, material dan pengurukan untuk melindungi tempat tinggal. Pencegahan timbulnya kerusakan bantaran sungai dapat dilakukan : (1) melindungi bantaran sungai secara teknis dengan pembetonan dan secara vegetasi yaitu penanaman pada bantran sungai dengan pohon supaya tahan terhadap proses pengikisan; (2) melarang dan menindak kepada orang atau pihak yang menggunakan bantaran sungai untuk bangunan tempat tinggal; (3) melarang kegiatan pembuangan sampah dan material sehingga menyebabkan kerusakan bantaran sungai.

Konservasi Sumber daya Air Bawah Tanah

Sedikit berbeda, untuk konservasi secara sedrhana yang dapat diterapkan di rumah-rumah penduduk, maka ada konservasi untuk air bawah tanah. Meliputi, sumur resapan air hujan (SRAH) menurut Muhsinatun Siasah Masruri, 1997 dalam buku Sumur Resapan Air Hujan Sebagai Sarana Konservasi Sumberdaya Air Tanah di Kota Madya Yogyakarta adalah lubang galian berupa sumur untuk menampung dan meresapkan air hujan. Sesuai dengan namanya air yang boleh masuk kedalam sumur resapan adalah air hujan yang disalurkan dari atap bangunan atau air hujan yang mengalir diatas permukaan tanah pada waktu hujan. Air dari kamar mandi, WC dan dapur tidak dimasukkan kedalam SRAH karena air tersebut merupakan limbah. Air dari WC harus dimasukkan ke dalam septictank kedap air agar bakterinya tidak mencemari air tanah.
Manfaat sumur resapan air hujan terhadap lingkungan adalah untuk mengurangi angka imbangan air yaitu sebagai pemasok air tanah untuk memenuhi kebutuhan air bersih guna menopang kehidupan, mengatasi intrusi air laut, memperbaiki mutu air tanah, mengatasi kekeringan dimusim kemarau, menanggulangi banjir dimusim hujan, mengendalikan air larian (run off) yang mengakibatkan pengikisan humus tanah. Dengan terkendalinya erosi tanah, secara tidak langsung mengurangi sedimentasi yang menyebabkan pendangkalan sungai.

SMAN 2METRO

SMAN 2METRO
Diberdayakan oleh Blogger.

Free Music Online
Free Music Online

free music at divine-music.info
Toad Jumping Up and Down