Masih teringat oleh
saya ketika dulu berkunjung ke rumah saudara yang berada di Provinsi Riau
tepatnya di Duri, di daerah tersebut sangat sulit untuk memperoleh air bersih untuk keperluan sehari-hari seperti minum, mandi
dan mencuci, hal itu disebabkan karena air tanah diperoleh dari dalam tanah
pasti tercampur dengan minyak. Daerah Duri di Riau memang terkenal sebagai
salah satu tambang penghasil minyak bumi di Indonesia. Cadangan minyak bumi
yang melimpah tersebut ternyata memiliki dampak negatif bagi persediaan air
bersih karena warga kesulitan untuk mendapatkan air bersih dari tanah karena bercampur
minyak maupun dari sungai yang kadar asamnya tinggi. Untuk memenuhi kebutuhan
air bersih tersebut maka warga menyiasatinya dengan menampung air hujan, namun
di musim kemarau warga pun terpaksa untuk membeli air bersih.
Permasalahan krisis air bersih di Indonesia tidak hanya terjadi pada satu daerah
saja namun di beberapa daerah di Indonesia juga sering mengalami kelangkaan air
bersih. Dilihat dari peta bumi dan geografinya, Indonesia seharusnya tidak
terlalu khawatir terhadap krisis air bersih karena hampir sebagian besar
wilayah Indonesia merupakan perairan, sekitar enam persen persediaan air dunia
atau sekitar 21% dari persediaan air Asia Pasifik dimiliki oleh Indonesia.
Ratusan sungai dan danau tersebar di hampir seluruh wilayah Indonesia,
diperkirakan bahwa cekungan air yang terdapat di Indonesia sebesar 308 juta
meter kubik. Yang menjadi pertanyaan besar adalah mengapa pada saat ini di
Indonesia banyak terjadi krisis air bersih terutama di kota-kota besar? Hal ini
terjadi disebabkan oleh berkurangnya potensi ketersediaan air bersih, yang dari
tahun ke tahun cenderung mengalami penurunan sebesar 15%-35% per kapita setiap
tahunnya (Indonesia Natural Environtment Status Book, 2009).
Sumber gambar: bantenesia.com
Kelangkaan air bersih
yang disebabkan oleh berkurangnya potensi ketersediaan air bersih secara
signifikan makin diperparah dengan lonjakan jumlah penduduk yang mendorong
konsumsi air bersih meningkat drastis, terutama yang terjadi di kota-kota
besar. Penyebab dari berkurangnya potensi air bersih bisa disebabkan oleh
banyak hal, faktor alami seperti terjadinya perubahan iklim yang menyebabkan
musim kemarau semakin panjang dan faktor manusia seperti pencemaran serta
konsumsi air bersih secara berlebihan. Krisis air bersih yang terjadi telah
mengakibatkan sebagian besar penduduk di berbagai kota Indonesia terpaksa
mengkonsumsi air minum yang tercemar bakteri E Coli dan Coliform (menurut
laporan USAID).
Untuk mendapatkan akar
masalah dari berkurangnya potensi air bersih, terlebih dahulu dirumuskan beberapa masalah yang
menjadi penyebabnya, diantaranya:
1. Perilaku
manusia.
Sebagian besar
masyarakat masih merasa acuh terhadap ketersediaan air bersih dan sumbernya,
masyarakat masih menganggap air bersih sebagai hal biasa yang disediakan secara
alami oleh alam. Berbagai aktifitas sehari-hari dilakukan pada sumber air baku
(sungai) seperti mandi, cuci, kakus, bahkan sungai dijadikan sebagai tempat
pembuangan sampah terbesar dan gratis. Masyarakat juga masih menganggap
ketersediaan air bersih hanyalah tanggung jawab pemerintah, belum timbulnya
kesadaran dan rasa memiliki bagi masyarakat bahwa menjaga ketersediaan air
bersih merupakan tanggung jawab bersama.
Sumber gambar: pedomannews.com
2. Kerusakan
lingkungan yang semakin parah.
Kelangkaan air bersih
lazim disebabkan karena berkurangnya daerah resapan air dan daya ikat air tanah
yang terjadi akibat penggundulan hutan secara besar-besaran tanpa adanya upaya
reboisasi. Global warming juga mengakibatkan terjadinya perubahan iklim dan
meningginya air laut, hal ini sebagian besar disebabkan oleh pencemaran udara oleh
pabrik dan kendaraan bermotor. Rusaknya potensi air bersih juga diakibatkan
oleh pencemaran pada sumber air bersih, banyak sungai, danau dan mata air
dijadikan tempat pembuangan kotoran dan limbah domestik.
3. Meningkatnya
jumlah populasi penduduk.
Meningkatnya jumlah
penduduk terutama di perkotaan tidak diikuti dengan bertambahnya sumber potensi
air bersih, masyarakat menggunakan air bersih untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
tanpa mempertimbangkan kelangsungan ketersediaan air bersih tersebut di masa depan.
4. Manajemen
pengelolaan sumber daya air bersih yang belum baik.
Kurangnya tindakan
tegas dan sanksi dari pemerintah bagi pelaku pengrusakan dan pencemaran sumber
daya air bersih. Sedikitnya aturan yang mengatur penggunaan air bagi irigasi
pertanian yang kurang efisien dan ekploitasi air bersih yang tidak proporsional
oleh pelaku industri. Sedikitnya perhatian yang diberikan pemerintah terhadap
kelangsungan ketersediaan air bersih seperti membangun sistem resapan air,
sistem pemanen hujan, dll.
Dari beberapa rumusan
masalah tersebut, sebagian besar dari masalah kelangkaan air bersih yang saat
ini terjadi disebabkan oleh perilaku dari manusia baik secara langsung maupun
tidak langsung, baik secara individu maupun kolektif, baik secara sadar maupun
tidak sadar. Tidak ada hal lain yang dapat kita lakukan untuk menjaga
kelestarian dan kelangsungan ketersediaan air bersih untuk masa depan, yaitu
dengan merevitalisasi secara menyeluruh terhadap sumber potensi air bersih dan
melakukan perubahan perilaku sosial terhadap air.
Hal-hal yang dapat kita
dilakukan sebagai solusi kelangkaan air bersih yaitu:
a). Konservasi
air.
Pada tahun 2005,
Presiden SBY dalam peringatan Hari Air Sedunia telah mencanangkan Gerakan Nasional Kemitraan
Penyelamatan Air (GN-KPA). Gerakan ini terdiri dari 6 aspek yaitu Rehabilitasi
hutan dan lahan serta konservasi sumber daya air; Penataan ruang, pembangunan
fisik, pertanahan dan kependudukan; Pengelolaan kualitas dan pengendalian
pencemaran air; Penghematan penggunaan dan pengelolaan permintaan air;
Pengendalian daya rusak air; Pendayagunaan sumber daya air secara adil,
efisien, dan berkelanjutan. Namun, segala upaya konservasi yang dilakukan oleh
pemerintah tidak akan ada artinya tanpa disertai partisipasi secara menyeluruh
dari komponen masyarakat.
b). Perubahan
perilaku masyarakat terhadap air.
Perilaku negatif
masyarakat terhadap sumber daya air bersih dituding menjadi akar masalah dari
krisis air bersih yang melanda pada saat ini. Perlu adanya kesadaran yang
dimulai dari dari diri sendiri untuk turut serta dalam menjaga kelestarian
persediaan air bersih. Tindakan nyata yang dapat kita lakukan dan dari diri
sendiri, diantaranya:
- Menghemat penggunaan air untuk keperluan sehari-hari. Misalnya dengan tidak membiarkan air yang menetes secara percuma dari keran atau toilet yang bocor, menampung air yang masih bisa digunakan untuk hal lain seperti menyiram tanaman, menggunakan mesin cuci yang irit penggunaan air, mandi menggunakan shower karena penggunaan shower 3x lebih hemat daripada dengan menggunakan gayung, atau mematikan air keran ketika menggosok gigi.
- Melakukan penghijauan mulai dari lingkungan rumah, karena dengan adanya tanaman dan pohon terbukti dapat mempercepat peresapan air oleh tanah. Dapat dibayangkan jika setiap rumah di Indonesia menanam satu pohon maka akan terdapat jutaan pohon dala waktu singkat.
- Menghentikan untuk membuang sampah secara sembarangan dan membuang limbah domestik maupun detergen pada sumber air baku. Saling menjaga dan mengingatkan untuk selalu melestarikan sumber daya air bersih.
- Melakukan sosialisasi tentang perlunya menjaga kelestarian persediaan air bersih. Sosialisasi pada saat ini dapat dengan mudah kita lakukan melalui social media seperti twitter, facebook atau blog. Dengan media tersebut kita dapat turut serta berperan aktif untuk mendukung program pelestarian sumber daya air bersih dengan memberikan edukasi pada masyarakat.
c).
Normalisasi fungsi sungai dan hutan
Salah satu penyebab utama kelangkaan air bersih karena rusaknya kondisi sungai dan hutan di Indonesia. Perlu adanya usaha reboisasi secara besar-besaran terhadap hutan, hal ini berfungsi untuk menciptakan daerah resapan air, meningkatkan cadangan air tanah dan memperkuat daya ikat air tanah. Perlu juga pelestarian terhadap Daerah Aliran Sungai (DAS) karena saat ini banyak DAS yang dijadikan pemukiman dan tempat pembuangan sampah sehingga terjadinya penyempitan aliran sungai. Selain menyebabkan krisis air bersih, hal ini juga mengakibatkan banjir di musim hujan.
d). Manajemen
pengelolalan air yang baik
Peraturan tentang air
tanah telah ada sejak lama, namun kondisi di lapangan membuat peraturan
tersebut seringkali dilanggar oleh masyarakat atau pelaku industri. Oleh karena
itu perlu adanya tindakan tegas dan sanksi bagi pelaku yang menyebabkan
kerusakan pada sumber daya air bersih. Selain itu perlu adanya adaptasi
teknologi baru dan peningkatan pelayanan dari PAM/PDAM dalam menyediakan air
bersih bagi masyarakat.
Kelangkaan untuk
mendapatkan air bersih telah menjadi ancaman bagi masyarakat khususnya di kota
besar, air sehat yang bebas dari limbah beracun dan bakteri semakin sulit untuk
didapatkan. Oleh karena itu, sangat jarang kita sebagai warga Indonesia untuk
minum air langsung tanpa dimasak karena kekhawatiran air tesebut tidak sehat
sehingga berdampak buruk bagi tubuh. Namun, kini tidak perlu khawatir lagi
karena ada teknologi water purifier (pemurni air) dari Pure It, yang dapat menghasilkan air minum yang sehat bebas dari
bakteri dan bahan-bahan berbahaya.
http://www.emfajar.net/indonesia/pentingnya-melestarikan-sumber-daya-air-bersih-untuk-masa-depan/
0 komentar:
Posting Komentar